Jumat, 20 Juni 2014

Tugas Teori Organisasi Umum 2 Kelompok 3

BAB I
DEFINISI DAN DASAR
PENGAMBILAN KEPUTUSAN



1.1 Definisi Pengambilan Keputusan

       Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang  apa yang harus dilakukan dan mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat penting. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan.

Kemudian terdapat definisi menurut para ahli, antara lain :
  1. Menurut George R. Terry : pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
  2. Menurut Sondang P. Siagian : pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
  3. Menurut James A. F. Stoner : pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

     Dari definisi pengambilan keputusan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Dasar Pengambilan Keputusan :

Menurut George R. Terry, dasar-dasar pengambilan keputusan adalah :
  1. Intuisi : Suatu proses bawah sadar/tdk sadar yang timbul atau tercipta akibat pengalaman yang terseleksi. Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intusi atau perasaan memiliki sifat subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh.
    1. Segi positif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi adalah :
      1. Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek.
      2. Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan akan memberikan kepuasan pada umumnya.
      3. Keampuan mengambil keputusan dari peng-ambil keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
    2. Segi negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi adalah :
      1. Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.
      2. Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya.
      3. Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
      4. Pengalaman
  2. Pengalaman : Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis. 
  3. Fakta : Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik. 
  4. Wewenang : Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pim-pinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang lebih rendah kedudukannya.
    1. Segi positif dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang adalah :
      1. Kebanyakan penerimanya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tsb secara su-karela ataukah terpaksa.
      2. Keputusannya dapat dapat bertahan dalam jangka waktu yg cukup lama.
      3. Memiliki otentisitas (otentik).
    2. Segi negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang adalah :
      1. Dapat menimbulkan sifat rutinitas.
      2. Mengasosiakan dengan praktek dictatorial.
      3. Sering melewati permasalahan yg seharus-nya dipecahkan sehingga dapat menimbul-kan kekaburan.
  5. Rasional : Pada pengambilan keputusan yg berdasar-kan rasional, keputusan yg dihasilkan ber-sifat objektif, logis, lebih transparan, kon-sisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, shg dpt dikatakan mendekati kebenaran atau se-suai dgn apa yg diinginkan.
 
     Ada beberapa hal yg harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan secara rasional :
  1. Kejelasan masalah.
  2. Orientasi tujuan.
  3. Pengetahuan alternative.
  4. Preferensi yang jelas.
  5. Hasil maksimal.


BAB II
JENIS-JENIS KEPUTUSAN
DALAM ORGANISASI



     Pengambilan keputusan itu adalah  suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / tehnik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak. Ada beberapa jenis keputusan yang digunakan dalam setiap pemecahan masalah antara lain :

2.1 Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan

  1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi : Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain.
  2. Pengambilan Keputusan Rasional : Keputusan yang bersifat rasional  berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional.
  3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta : Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai.
  4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman : Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi.
  5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang : Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang(authority) yang dimiliki.

Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan, antara lain :
  • Banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
  • Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas. 

2.2 Bentuk-Bentuk Atau Jenis-Jenis  Keputusan


  1. Keputusan Terprogram : Merupakan keputusan yang berulang dan telah ditentukan sebelumnya. Contoh keputusan terprogram adalah, aturan umum penetapan harga pada industri rumah makan dimana makanan akan diberi harga hingga 3 kali lipat dari direct cost.
  2.  Keputusan Tidak Terprogram : Keputusan ini belum ditetapkan sebelumnya dan pada keputusan tidak terprogram tidak ada prosedur baku yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan.
        Contoh:
    • Dalam suatu perusahaan jika kita mendapatkan suatu masalah maka, kita dalam mengambil sebuah keputusan untuk menyelesaikannya kita tidak boleh terburu-buru karena dapat menyebabkan kita mengambil atau memilih keputusan yang salah dan bahkan dapat membuat masalah semakin sulit. Oleh karena itu kita harus mempertimbangkan dengan baik dengan cara mencari informasi, memahaminya dengan baik, dan mendiskusikan keputusan kita dengan orang-orang yang ikut dalam perusahaan itu, agar keputusan yang kita ambil dapat diterima dengan baik dan dapat memecahkan masalah yang ada.


2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan.

Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut: 
  • hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
  • setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi;
  • setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;
  • jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
  • pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
  • pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang  cukup lama;
  • diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;
  • setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul; dan
  • setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.

     Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan.
  • Fisik : Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
  • Emosional : Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
  • Rasional : Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
  • Praktikal : Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
  • Interpersonal : Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
  • Struktural : Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu. 

     Selanjutnya, John D.Miller dalam Imam Murtono (2009)  menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah: jenis kelamin pria atau wanita, peranan pengambilan keputusan, dan keterbatasan kemampuan. Dalam pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu nilai individu, kepribadian, dan kecenderungan dalam pengambilan resiko. 
     Adapun dalam referensi lain pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor personal. Kognisi, artinya kualitas dan kuantitas pengetahuan yang di miliki. Misalnya ;
  • Kemampuan menalar, memiliki kemampuan berfikir secara logis, dll.
  • Motif, suatu keadaan tekanan dalam diri individu yang mempengaruhi, memelihara dan mengarahkan prilaku menuju suatu sasaran.
  • Sikap, Bagaimana keberanian kita dalam mengambil risiko kepututusan, pemilihan suasana emosi dan waktu yang tepat, mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin terjadi.

2.4 Implikasi Manajerial

     Implikasi Manajerial adalah bagaimana meningkatkan produktifitas dengan cara meningkatkan kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari sumber daya yang ada. Apa implikasi manajerial yang muncul dari organisasi tanpa pembatas (Borderless Tipe) organisasi transnasional/tanpa batas memakai pengaturan yang mengeliminasi atau menghapus halangan geografis artitisial. Para manajer memilih pendekatan ini dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas di pasar global yang kompetitif.Implikasi yang dirasakan oleh para pihak manajer adalah bagaimana mereka bisa mengembangkan produk yang diproduksi di negara lain,dengan baik dengan cara memanfaatkan sumber daya alam dan manusia yang ada pada negara ttersebut.Jadi struktur organisasi manajerial tidak akan berpusat pada satu organisasi manajerial namun harus mencakup seluruh struktur organisasi manajerial di seluruh negara dimana perusahaan iitu berada. 


BAB III


3.1 Kesimpulan

    Keputusan adalah hasil dari pemecahan masalah yang dihadapi dengan tegas, dapat juga dikatakan bahwa keputusan merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan sesuatu permasalahan.
    Dasar – dasar pengambilan keputusan berupa Intuisi, Pengalaman, Fakta, Wewenang, dan Rasional. Tiap dasar pengambilan keputusan memiliki kelebihan maupun kekurangan. Begitu pula pengambilan keputusan dalam berorganisasi yang cara pengambilan keputusannya sama seperti dasar – dasar pengambilan keutusan. Tidak hanya ada dasar dalam mengambil keputusan, tetapi jenis keputusan  dan faktor lingkungan atau diri juga berpengaruh penting dalam mengambil keputusan. Implikasi Manajerial adalah bagaimana meningkatkan produktifitas dengan cara meningkatkan kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari sumber daya yang ada. 


DAFTAR PUSTAKA 
Sumber 2 
Sumber 3 
Sumber 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar