Siapa bilang bisnis teknologi komunikasi dan IT
hanya monopoli kaum Adam? Ita Yulianti telah membuktikannya bahwa kaum Hawa pun
bisa menjadi pioner dan pemimpin pasar di bisnis ini.Berikut ini adalah Biografi Ita Yulianti.
Biografi
Memulai bisnis seorang diri
dari rumahnya, Ita Yulianti
merambah bisnis dunia teknologi Komunikasi lewat PT Alita Praya Mitra. Debut proyeknya bukanlah di wilayah domestik tapi justru dinegara konflik yang sedang berperang seperti Kamboja. Keberanian mengambil resiko itu justru membuahkan kepercayaan menangani proyek-proyek besar yang beromset hingga miliaran rupiah.
merambah bisnis dunia teknologi Komunikasi lewat PT Alita Praya Mitra. Debut proyeknya bukanlah di wilayah domestik tapi justru dinegara konflik yang sedang berperang seperti Kamboja. Keberanian mengambil resiko itu justru membuahkan kepercayaan menangani proyek-proyek besar yang beromset hingga miliaran rupiah.
Kiprahnya mmebangun PT
Alita Praya Mitra bukanlah sesuatu yang datang tiba-tiba. Setelah lebih 14
tahun berkecimpung di industri telekomunikasi sebagai karyawan, barulah Ita
berani mengembangkan sayap dengan mendirikan perusahaan sendiri. Perkenalannya
pada dunia telekomunikasi memang sudah menjadi pilihannya sejak bangku kuliah.
Begitu lulus sekitar tahun 1983, perempuan asli Bandung ini mulai bekerja di PT
Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI).
Disini ia diterjunkan di
bagian transmission engineering. “Saya berkembang dan belajar banyak hal di PT.
INTI karena dilibatkan di berbagai proyek. Saya mengenal lingkungan industri
telekomunikasi secara keseluruhan juga saat di INTI,” ungkapnya.
Sebagai satu-satunya
perusahaan yang mengerjakan proyek infrastruktur telekomunikasi seperti
switching, produksi telepon dan fiber optic, di perusahaan ini pula Ita
mengenal vendor telekomunikasi terkemuka asal Jepang, NEC.
Setelah menikah, Ita
harus mengikuti suami pindah ke Jakarta yang membuatnya harus resign dari PT
INTI di Bandung setelah 7 tahun bekerja. Selanjutnya ia bergabung dengan PT
Nasio SDN Electric, salah satu perusahaan telekomunikasi swasta pertama di
Indonesia yang berdiri pada tahun 1969. Cikal bakal berkembangnya Alita sendiri
terjadi saat Ita memutuskan untuk mundur dari Nasio. Namun sebenarnya keinginan
untuk mebuat usaha sendiri sudah tumbuh sejak tahun 1995.
Walau perusahaan baru,
Alita tak kesulitan mendapatkan klien. Langkah pertamanya diawali ketika
Indosat mengadakan Joint-Venture Company dengan MPTC yaitu sebuah perusahan
telekomunikasi di Kamboja sebagai operator fixed line dan saat itu tengah
membutuhkan mitra untuk melaksanakan pekerjaan infrastruktur di Kamboja.
Walupun masih terbilang
baru, Ita merasa memiliki kompetensi lewat pengalamannya bekerja di bidang
tersebut. Di proyek ini awalnya ia ditugaskan menyusun konsep dan desain.
Lama-kelaman karena dianggap memiliki kompetensi, Ita dan tim Alita terkait
diserahi tugas pengerjaannya hingga selesai. Padahal saat itu kondisi Komboja
kacau akibat perang yang terjadi di sana.
Namun melihat prospek
yang cerah di negara tersebut, Ita memberanikan diri menerima proyek tersebut.
“Saat di Kamboja saya melihat situasi Kamboja mirip Indonesia 30 tahun yang
lalu. Jadi buat saya ini masih ada kesempatan untuk tumbuh. Letak geografisnya
juga bagus dan mereka dulunya juga kaya. Jadi saya putuskan untuk mengambil
tugas itu. Tapi saya mulai dari hal kecil. Saya tidak ingin memulai dari yang
besar,” jelasnya. Ita menambahkan saat itu ia memulai hanya sebagai konsultan
yang kemudian berlanjut saat proyek pertama untuk melakukan instalasi. Ita
punmmebawa teman-teman freelancer dari Indonesia yang berjumlah 20 orang.
Di wilayah domestik, Ita
memulai di Jawa Tengah dimana Alita mendapatkan kepercayaan untuk memberikan
jasa telekomunikasi oleh PT
Telekomunikasi Indonesia, TBK divisi regional IV yaitu wilayah Jawa Tengah-DI
Yogyakarta. Tak lama setelah itu Alita mulai mendapat banyak tawaran. Mulai
dari mmebnagun menara base transceiver system (BTS) dari IM3 Indosat di
Jabotabek serta ditawari Satelindo untuk mebangun menara dalam jumlah lebih
banyak yaitu 25 unit.
Semakin dikenalnya
rekam jejak Alita, giliran PT. XL Axiata
Tbk mempercayakan Alita untuk mengerjakan proyek transmisi bersama dengan NEC
di luar Jawa. Dalam hal ini Alita bertindak sebagai main kontraktor dan menjadi
sistem integrator. Sedangkan perangkatnya disediakan NEC. Kepercayaan operator
Indonesia mulai tumbuh seiring dengan makin banyaknya proyek yang dikerjakan
Alita, bahkan hingga saat ini Alita pun masih dipercayakan untuk mengerjakan
berbagai proyek telekomunikasi di Indonesia dan Kamboja.
Perubahan Trend
“Setelah berdiri kurang
lebih 15 tahun, dimana 5 tahun terakhir Alita mulai mengembangkan usahanya,
tidak hanya di bidang infrastruktur telekomunikasi saja, tapi sudah meluas ke
bidang lainnya seperti IT Solution,” paparnya. Ia menambahkan jika melihat
trend ke depan dimana terjadi perpaduan antara telekomunikasi dan IT sehingga
akan lebih dibutuhkan IT Solution kedepannya, seperti conten, aplikasi dan
lainnya.
Alita Group yang telah
berkembang cukup pesat dan telah menjadi Holding Operating Company, juga
senantiasa melakukan rencana strategis dan ekspansi bisnis melalui
diversivikasi bisnis lini Alita Group pada anak-anak perusahaannya, yang
terdiri dari bidang infrastruktur telekomunikasi yaitu PT Nasio Karya Pratama,
PT Buana Selaras Globalindo dan Alita Cambodia. Sedangkan untuk bidang IT
Solution yaitu melalui PT. Smart Aplikasi Indonesia dan PT. Nutech Integrasi.
Bukan cuma itu, dimulai
dari satu orang karyawan pada awal pendirian perusahaan, kini Alita dibawah
kepemimpinan Ita telah mempekerjakan kurang lebih 500 orang dengan omset
ratusan miliar setiap tahunnya. Kepiawaian Ita sebagai pengusaha handal tidak
sebatas pada dunia usaha telekomunikasi dan IT tetapi Ita juga memiliki bisnis
dan ketertarikan mengelola restoran dan butik.
Jiwa Sosial
Sebagai seorang
entrepreneur, perhatian Ita tak hanya sebatas keuntungan, ia juga memiliki
kepedulian terhadap pengusaha kecil dan menengah. Hal ini terbukti dengan
dibangunnya yayasan Yakin (Yayasan Inkubator Indonesia) yang berpusat di
Yogyakarta dimana aksi sosialnya yaitu dengan memberi bantuan modal tanpa bunga
pada para pengusaha krupuk dan pedagang kecil di Yogyakarta agar bisa
mengembangkan usahanya.
Wah keren ya bu Ita.
Awalya Cuma profesional tapi berkat kecerdasan, kejelian serta berani ambil
resiko, bu Ita bisa meningkatkan kualitas hidupnya menjadi seorang pebisnis
sukses dan tak tanggung-tanggung bidang bisnisnya adalah dunianya para “lelaki”
alias jarang perempuan yang memiliki kompetensi seperti bu Ita di bisnis ini
namun beliau bisa dan sukses menjadi pemimpin di bisnis ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar