Cara Kerja Black Box / Kotak Hitam
“Walaupun dinamakan kotak hitam tetapi sesungguhnya kotak
tersebut tidak berwarna hitam melainkan berwarna jingga/oranye. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan pencarian jika pesawat itu mengalami
kecelakaan.” – wikipedia
Nah, bagi yang selama ini menganggap bahwa kotak hitam adalah
berwarna hitam, ternyata salah. Tapi mengapa disebut kotak hitam?
Mungkin, karena dulunya pertama kali hitam, atau memang dari pertama
ada, memang sudah orange. Bisa jadi karena orange, tapi karena mengalami
kecelakaan pesawat, warnanya berubah menjadi hitam.
Sebenarnya, konotasi kotak hitam disini adalah bahwa tragedi atau misteri itu dikonotasikan dengan warna hitam. Kotak
hitam (black box) pada pesawat terbang berfungsi untuk mencatat
kegiatan pilot baik percakapan – cockpit voice recorder (CVR), maupun
gerak pesawat terbang -flight data recorder (FDR) .
Data dari FDR dan CVR disimpan di memory boards di dalam
crash-survivable memory unit (CSMU) – pelindung black-box1memory yang
berbentuk silindris. Dengan alat ini lebih dari 700 macam parameter data
dapat disimpan. Crash Survivable Memory Unit (CSMU) berisi papan memori
dikelilingi oleh isolasi termal baju besi dan baja yang dapat menahan
dampak kecelakaan ribuan kali gaya gravitasi dan bertahan di laut pada
kedalaman 14.000 – 20.000 kaki (4,270 m-6.096 m).
Seluruh data yang dikumpulkan oleh sensor sensor di pesawat terbang
di kirim ke flight-data acquisition unit (FDAU) yang terletak di hidung
pesawat. FDAU inilah sebagai perantara sebelum data di simpan dalam
kotak hitam.
Itulah sebabnya mengapa setiap ada kecelakaan pesawat terbang, kotak
hitam inilah yang di cari oleh investigator, karena data-data terakhir
sebelum terjadi kecelakaan terekam dalam kotak hitam ini. Biasanya
data-data di dalam kotak hitam (black box) ini dirahasiakan oleh
penyelidik karena berbagai alasan.
Cara Mendeteksi Keberadaan Black Box
Pencarian blackbox ini dilakukan dengan beberapa cara, yakni menggunakan beberapa peralatan canggih yang bisa mendeteksi benda hingga ribuan meter di bawah permukaan laut. Peralatan yang digunakan dalam proses pencarian adalah Bluefin-21 dan Towed Pinger Locator (TPL). Kedua alat tersebut tampak berbeda, tapi mempunyai fungsi yang sama.
Dalam kondisi normal, bluefin-21 dapat mencari hingga kedalaman 4500 meter dan dapat bertahan selama 25 jam, setelah itu diangkat lagi ke permukaan laut dan dianalisis data-data yang telah diperolehnya. Alat canggih selanjutnya adalah Towed Pinger Locator (TPL), ukuranya lebih kecil dan lebih ringan dari BLuefin-21. Bentuknya seperti ikan pari dengan cat berwarna kuning membuatnya bisa menyelam ke dalam laut hingga 20.000 meter. TPL dilengkapi denga Hyrophone yang sensitif dengan gelombang sinyal dan langsung terkoneksi sebagai titik koordinat terhadap sinyal yang ditemukanya.
Dalam kondisi normal, bluefin-21 dapat mencari hingga kedalaman 4500 meter dan dapat bertahan selama 25 jam, setelah itu diangkat lagi ke permukaan laut dan dianalisis data-data yang telah diperolehnya. Alat canggih selanjutnya adalah Towed Pinger Locator (TPL), ukuranya lebih kecil dan lebih ringan dari BLuefin-21. Bentuknya seperti ikan pari dengan cat berwarna kuning membuatnya bisa menyelam ke dalam laut hingga 20.000 meter. TPL dilengkapi denga Hyrophone yang sensitif dengan gelombang sinyal dan langsung terkoneksi sebagai titik koordinat terhadap sinyal yang ditemukanya.
Pencarian
blackbox ini dilakukan dengan beberapa cara, yakni menggunakan beberapa
peralatan canggih yang bisa mendeteksi benda hingga ribuan meter di
bawah permukaan laut.
Peralatan yang digunakan dalam proses pencarian adalah Bluefin-21 dan Towed Pinger Locator (TPL). Kedua alat tersebut tampak berbeda, tapi mempunyai fungsi yang sama.
Dalam kondisi normal, bluefin-21 dapat mencari hingga kedalaman 4500 meter dan dapat bertahan selama 25 jam, setelah itu diangkat lagi ke permukaan laut dan dianalisis data-data yang telah diperolehnya.
Alat canggih selanjutnya adalah Towed Pinger Locator (TPL), ukuranya lebih kecil dan lebih ringan dari BLuefin-21. Bentuknya seperti ikan pari dengan cat berwarna kuning membuatnya bisa menyelam ke dalam laut hingga 20.000 meter. TPL dilengkapi denga Hyrophone yang sensitif dengan gelombang sinyal dan langsung terkoneksi sebagai titik koordinat terhadap sinyal yang ditemukanya. Komite Nasional Keselamat Transportasi (KNKT) menggunakan 6 buah TPL dalam pencarian blackbox AirAsia QZ8501.
- See more at: http://www.trendnews.co.id/read/2015/01/peralatan-canggih-yang-digunakan-dalam-mencari-blackbox-di-dasar-laut#sthash.gq0MDsAE.dpuf
Peralatan yang digunakan dalam proses pencarian adalah Bluefin-21 dan Towed Pinger Locator (TPL). Kedua alat tersebut tampak berbeda, tapi mempunyai fungsi yang sama.
Dalam kondisi normal, bluefin-21 dapat mencari hingga kedalaman 4500 meter dan dapat bertahan selama 25 jam, setelah itu diangkat lagi ke permukaan laut dan dianalisis data-data yang telah diperolehnya.
Alat canggih selanjutnya adalah Towed Pinger Locator (TPL), ukuranya lebih kecil dan lebih ringan dari BLuefin-21. Bentuknya seperti ikan pari dengan cat berwarna kuning membuatnya bisa menyelam ke dalam laut hingga 20.000 meter. TPL dilengkapi denga Hyrophone yang sensitif dengan gelombang sinyal dan langsung terkoneksi sebagai titik koordinat terhadap sinyal yang ditemukanya. Komite Nasional Keselamat Transportasi (KNKT) menggunakan 6 buah TPL dalam pencarian blackbox AirAsia QZ8501.
- See more at: http://www.trendnews.co.id/read/2015/01/peralatan-canggih-yang-digunakan-dalam-mencari-blackbox-di-dasar-laut#sthash.gq0MDsAE.dpuf
Pencarian
blackbox ini dilakukan dengan beberapa cara, yakni menggunakan beberapa
peralatan canggih yang bisa mendeteksi benda hingga ribuan meter di
bawah permukaan laut.
Peralatan yang digunakan dalam proses pencarian adalah Bluefin-21 dan Towed Pinger Locator (TPL). Kedua alat tersebut tampak berbeda, tapi mempunyai fungsi yang sama.
Dalam kondisi normal, bluefin-21 dapat mencari hingga kedalaman 4500 meter dan dapat bertahan selama 25 jam, setelah itu diangkat lagi ke permukaan laut dan dianalisis data-data yang telah diperolehnya.
Alat canggih selanjutnya adalah Towed Pinger Locator (TPL), ukuranya lebih kecil dan lebih ringan dari BLuefin-21. Bentuknya seperti ikan pari dengan cat berwarna kuning membuatnya bisa menyelam ke dalam laut hingga 20.000 meter. TPL dilengkapi denga Hyrophone yang sensitif dengan gelombang sinyal dan langsung terkoneksi sebagai titik koordinat terhadap sinyal yang ditemukanya. Komite Nasional Keselamat Transportasi (KNKT) menggunakan 6 buah TPL dalam pencarian blackbox AirAsia QZ8501.
- See more at: http://www.trendnews.co.id/read/2015/01/peralatan-canggih-yang-digunakan-dalam-mencari-blackbox-di-dasar-laut#sthash.gq0MDsAE.dpuf
Peralatan yang digunakan dalam proses pencarian adalah Bluefin-21 dan Towed Pinger Locator (TPL). Kedua alat tersebut tampak berbeda, tapi mempunyai fungsi yang sama.
Dalam kondisi normal, bluefin-21 dapat mencari hingga kedalaman 4500 meter dan dapat bertahan selama 25 jam, setelah itu diangkat lagi ke permukaan laut dan dianalisis data-data yang telah diperolehnya.
Alat canggih selanjutnya adalah Towed Pinger Locator (TPL), ukuranya lebih kecil dan lebih ringan dari BLuefin-21. Bentuknya seperti ikan pari dengan cat berwarna kuning membuatnya bisa menyelam ke dalam laut hingga 20.000 meter. TPL dilengkapi denga Hyrophone yang sensitif dengan gelombang sinyal dan langsung terkoneksi sebagai titik koordinat terhadap sinyal yang ditemukanya. Komite Nasional Keselamat Transportasi (KNKT) menggunakan 6 buah TPL dalam pencarian blackbox AirAsia QZ8501.
- See more at: http://www.trendnews.co.id/read/2015/01/peralatan-canggih-yang-digunakan-dalam-mencari-blackbox-di-dasar-laut#sthash.gq0MDsAE.dpuf
Pencarian
blackbox ini dilakukan dengan beberapa cara, yakni menggunakan beberapa
peralatan canggih yang bisa mendeteksi benda hingga ribuan meter di
bawah permukaan laut.
Peralatan yang digunakan dalam proses pencarian adalah Bluefin-21 dan Towed Pinger Locator (TPL). Kedua alat tersebut tampak berbeda, tapi mempunyai fungsi yang sama.
Dalam kondisi normal, bluefin-21 dapat mencari hingga kedalaman 4500 meter dan dapat bertahan selama 25 jam, setelah itu diangkat lagi ke permukaan laut dan dianalisis data-data yang telah diperolehnya.
Alat canggih selanjutnya adalah Towed Pinger Locator (TPL), ukuranya lebih kecil dan lebih ringan dari BLuefin-21. Bentuknya seperti ikan pari dengan cat berwarna kuning membuatnya bisa menyelam ke dalam laut hingga 20.000 meter. TPL dilengkapi denga Hyrophone yang sensitif dengan gelombang sinyal dan langsung terkoneksi sebagai titik koordinat terhadap sinyal yang ditemukanya. Komite Nasional Keselamat Transportasi (KNKT) menggunakan 6 buah TPL dalam pencarian blackbox AirAsia QZ8501.
- See more at: http://www.trendnews.co.id/read/2015/01/peralatan-canggih-yang-digunakan-dalam-mencari-blackbox-di-dasar-laut#sthash.gq0MDsAE.dpuf
Peralatan yang digunakan dalam proses pencarian adalah Bluefin-21 dan Towed Pinger Locator (TPL). Kedua alat tersebut tampak berbeda, tapi mempunyai fungsi yang sama.
Dalam kondisi normal, bluefin-21 dapat mencari hingga kedalaman 4500 meter dan dapat bertahan selama 25 jam, setelah itu diangkat lagi ke permukaan laut dan dianalisis data-data yang telah diperolehnya.
Alat canggih selanjutnya adalah Towed Pinger Locator (TPL), ukuranya lebih kecil dan lebih ringan dari BLuefin-21. Bentuknya seperti ikan pari dengan cat berwarna kuning membuatnya bisa menyelam ke dalam laut hingga 20.000 meter. TPL dilengkapi denga Hyrophone yang sensitif dengan gelombang sinyal dan langsung terkoneksi sebagai titik koordinat terhadap sinyal yang ditemukanya. Komite Nasional Keselamat Transportasi (KNKT) menggunakan 6 buah TPL dalam pencarian blackbox AirAsia QZ8501.
- See more at: http://www.trendnews.co.id/read/2015/01/peralatan-canggih-yang-digunakan-dalam-mencari-blackbox-di-dasar-laut#sthash.gq0MDsAE.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar