Sejarah Singkat Sriwijaya
Sriwijaya (Srivijaya; Thai: ศรีวิชัย atau "Ṣ̄rī wichạy") adalah salah satu kemaharajaan
bahari yang pernah berdiri di pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara
dengan daerah kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung
Malaya, Sumatera, Jawa, dan pesisir Kalimantan. Dalam bahasa Sansekerta, sri berarti “bercahaya”, dan wijaya
berarti “kemenangan”
atau “kejayaan”, maka nama Sriwijaya bermakna “kemenangan yang gilang-gemilang”.
atau “kejayaan”, maka nama Sriwijaya bermakna “kemenangan yang gilang-gemilang”.
Agama
Arca Buddha dalam langgam Amarawati
setinggi 2,77 meter, ditemukan di situs Bukit Seguntang, Palembang, berasal
dari abad ke-7 sampai ke-8 Masehi. Sebagai pusat pengajaran Buddha Vajrayana. Pendeta dari Tiongkok I Tsing melakukan kunjungan ke Sumatera
dalam perjalanan studinya di Universitas Nalanda – India pada tahun 671 dan
695. I Tsing melaporkan bahwa
Sriwijaya menjadi rumah bagi sarjana Vuddha sehingga menjadi pusat pembelanjaan
agama Buddha.
Dinyatakan bahwa terdapat 1000 orang
pendeta yang belajar agama Buddha pada Sakyakirti.
Sakyakirti adalah seorang pendeta
terkenal di Sriwijaya. Selain itu ajaran Buddha aliran Buddha Hinayana dan Buddha
Mahayana turut berkembang di Sriwijaya. Menjelang akhir abad ke-10. Atisa
adalah seorang sarjana Buddha asal Benggala
yang berperan dalam mengembangkan Buddha Vajrayana di Tibet.
Kebudayaan
Kerajaan Sriwijaya banyak dipengaruhi
kebudayaan India, pertama ialah kebudayaan agam Hindu, kemudian diikuti
kebudayaan agama Buddha.
Kutipan I Tsing mengenai gambaran Sriwijaya
“...banyak raja dan pemimpin yang berada
di pulau – pulau pada Lautan Selatan percaya dan mengagumi Buddha, dihati
mereka telah tertanam perbuatan baik. Di dalam benteng kota Sriwijaya dipenuhi
lebih dari 1000 biksu Buddha, yang belajar dengan tekun dan mengamalkannya
dengan baik.... jika seorang biarawan Cina ingin pergi ke India untuk belajar Sabda, lebih baik ia tinggal dulu disini
selama 1 atau 2 tahun untuk mendalami ilmunya sebelum dilanjutkan di India”.
Sriwijaya yang termahsyur sebagai bandar
pusat perdagangan di Asia Tenggara, tentunya menarik minat para pedagang dan
ulama muslim dari Timur Tengah. Arca Maitreya sebagai peninggalan dari
Komering, Sumatera Selatan, seni Sriwijaya sekitar abad ke-9 Masehi. Sumber
sejarah, sebuah masyarakat yang kompleks dan kosmopolitan yang sangat
dipengaruhi alam pikiran Buddha Wajrayana
digambarkan bersemi di ibu kota Sriwijaya.
Sejak abad ke-7, bahasa Melayu Kuno telah digunakan di Nusantara. Ditandai dengan ditemukannya
berbagai prasasti Sriwijaya dan beberapa prasasti berbahasa Melayu Kuno di tempat lain, yang
ditemukan dipulau Jawa. Hubungan dagang dilakukan suku bangsa Nusantara menjadi wahana penyebaran
bahasa Melayu Kuno, karena bahasa ini
menjadi alat komunikasi bagi kaum pedagang. Sejak saat itu, bahasa Melayu Kuno menjadi Laingua Franca dan digunakan secara meluas oleh banyak penutur di
Kepulauan Nusantara.
**Referensi = Sriwijaya
Agen Judi Online
BalasHapusAgen Judi
Agen Judi Terpercaya
Bandar Judi
Bola Online
Bandar Bola
Agen SBOBET
Agen Casino
Agen Poker
Agen IBCBET
Agen Asia77
Agen Bola Tangkas
Prediksi Skor
Prediksi Skor PANATHINAIKOS VS QABALA 28 Agustus 2015
Prediksi Skor SAINT ETIENNE VS MILSAMI 28 Agustus 2015
Prediksi Skor CHELSEA VS CRYSTAL PALACE FC 29 Agustus 2015
PREDIKSI STOKE CITY VS WEST BROM 29 AGUSTUS 2015
Prediksi Skor GENOA VS HELLAS VERONA 31 Agustus 2015